WISATA PURBALINGGA
1.OWABONG
Obyek wisata air Bojongsari
atau lebih dikenal sebagai Owabong
adalah tempat wisata keluarga yang memiliki wahana permainan berupa kolam
renanBojongsarig, arena gokart, waterboom dan wahana air lainnya. Terletak di desa kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga
propinsi Jawa
Tengah. Berawal dari sebuah kolam renang pribadi yang dibuat oleh warga
negara Belanda yang dibangun pada tahun 1946, kemudian diambil alih seorang
keturunan Tionghoa bernama Kwi Sing. Pada tahun 2004 dibeli oleh PEMDA
kabupaten Purbalingga yang akhirnya membangunnya sebagai sebuah wahana wisata
keluarga dan diperluas hingga 4,8 Ha dari sebelumnya yang hanya 1 Ha saja
hingga selesai dan diresmikan pada 1 Maret 2005.
Owabong memiliki berbagai
bentuk dan ukuran kolam renang, mulai ditujukan untuk orang dewasa dan anak
muda diamati. Owabong wilayah adalah daerah yang terletak di daerah pegunungan
yang memiliki pemandangan dan udara sejuk. Air yang digunakan untuk mengisi
kolam adalah air dari pegunungan yang dipertahankan dan segar. Air begitu jelas
dan sehat untuk berenang. Daerah yang luas dengan berbagai permainan di kolam
renang masing-masing akan membuat tamu merasa senang dan bebass. Selain kolam
renang dan air game, di Owabong juga berisi berbagai hewan langka di pameran di
setiap sisi jalan. Hewan cukup terawat dengan baik dan jinak, sehingga
pengunjung dapat berinteraksi dan foto dengan binatang.
Setiap
periode ada kompetisi dan pertunjukan, aksi panggung. Untuk setiap peristiwa
dapat ditonton oleh pengunjung secara gratis. Acara peringatan Beberapa
biasanya diadakan hari-hari besar yang diadakan badan-badan regional atau
lokal. Taman yang luas membuat pengunjung lebih nyaman liburan, cocok untuk
rekreasi dengan keluarga dan untuk merayakan peristiwa penting dalam kegiatan
ini. Jelajahi andalan memiliki berbagai fasilitas sebagai penunjang kenyamanan
pengunjung, seperti Masjid, toilet dan ruang ganti dan kamar mandi yang banyak
tersedia, barang loker sebagai penitipan barang, tempat duduk, warung makanan,
parkir luas dan aman. Untuk tempat seperti wisma dan penginapan dan hotel, dekat
dengan pusat kota.
Harga
tiket masuk per Januari 2010 menjadi Rp 25.000 per orang untuk hari libur,
hari-hari biasa Rp 20.000 per orang, termasuk asuransi. Wisata kuliner ke
Owabong air tidak jauh dari wisata air lainnya, tetapi ada produk dengan pertanian
khas daerah buah strawberry Owabong. Aksesoris seperti gelang dan kalung
souvenir. Bagi anda yang mau liburan ke sini, tempatnya berada di Jln. Owabong
Purbalingga.
Berikut
ini wahana permainan yang ada di Owabong.
·
Kolam Olympic
·
Papan luncur, WaterBoom
·
Flying Fox
·
Kolam sesat
·
Pantai BebasTsunami
·
Kolam Pesta Air
·
Kolam Akhir
·
Kanal Arus
·
Kolam Terapi Ikan
·
Arena Gokart
Untuk
mengetahui lokasi tepat owabong, terutama bagi para pendatang luar kota,
Owabong mempunyai situs resmi di http://owabong.com/. Silahkan kunjungi situs tersebut untuk info
lengkap seputar Owabong
2.PURBAYASA
Ada lagi Obyek Wisata di Purbalingga selain Owabong dan Gowa Lawa yang bisa Anda kunjungi, yaitu Akuarium Raksasa Purbasari Pancuran Mas atau yang lebih di kenal Akuarium Purbayasa. Akuarium Raksasa ini terletak di desa Purbayasa, kecamatan Padamara. Obyek wisata ini tidak jauh dari Taman Reptil yang hanya berjarak sekitar 4 km.
Akuarium Raksasa ini mempunyai berbagai ragam ikan dan binatang laut yang berasal dari Asia, Australia, Eropa, Afrika hingga Amerika. Yang menjadi daya tarik Akuarium Raksasa ini adalah ikan raksasa dari Amazon yaitu Arapaima Gigas yang memiliki panjang lebih dari 2 meter.
Obyek Wisata yang satu ini
memang berbeda, di sini tidak hanya memberikan hiburan, melainkan memberikan
tambahan ilmu pengetahuan alam, tentang dunia ikan air tawar, unggas dan
tumbuh-tumbuhan. Obyek wisata ini paling banyak di kunjungi oleh pelajar SD,
SMP dan SMA dari berbagai daerah. Tak heran bila musim liburan sekolah tiba,
tempat ini penuh dengan pelajar-pelajar yang ingin melihat langsung berbagai
macam ikan air tawar. Untuk melihat Arapaima Gigas tidak usah ke Amazon, cukup
bayar Rp. 6.000 masuk ke Akuarium Raksasa Purbayasa Kabupaten
Purbalingga....(hemat biaya).
Selain berbagai macam ikan, di Purbayasa ini juga terdapat berbagai macam unggas dan berbagai jenis flora.
Selain berbagai macam ikan, di Purbayasa ini juga terdapat berbagai macam unggas dan berbagai jenis flora.
Di tempat ini pengunjung
juga diberi kesempatan untuk mencoba merasakan segarnya puluhan jenis sayuran
seperti kangkung darat, cabe, tomat yang dapat dipetik di tempat.
Bila sudah puas jalan-jalan, masih di kawasan Akuarium ini pengunjung juga bisa berenang sambil bersantai.
Buruan ke Akuarium Raksasa, kemudian ke Owabong, Goa Lawa, Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman. Purbalingga tempatnya Obyek Wisata.
Bila sudah puas jalan-jalan, masih di kawasan Akuarium ini pengunjung juga bisa berenang sambil bersantai.
Buruan ke Akuarium Raksasa, kemudian ke Owabong, Goa Lawa, Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman. Purbalingga tempatnya Obyek Wisata.
3.REPTIL
Liburan sekolah selalu
dinanti-nantikan oleh anak-anak. Setelah satu semester belajar kemudian
ulangan semester dan menerima rapor anak-anak akan senang jika liburan diisi
dengan wisata yang mendidik. Salah satunya taman hiburan untuk anak-anak dan
keluarga di Sanggaluri Park. Di Sanggaluri Park anak-anak bias belajar
tentang jenis-jenis reptile, serangga, museum wayang, museum uang, dan
lain-lain.
Sangg aluri
Park terletak di Jl.Buper, Kecamatan Kutasari, Kabupaen Purbalingga ,Jawa
Tengah. Sebelum masuk ke area wisata Sanggaluri Park Anda harus memarkirkan
kendaraan Anda dengan tariff parker untuk motorRp 1.000,00, untuk mobil Rp
4.000,00, dan Rp 10.000,00 untuk bis besar. Karcis masuk wisata
Sanggaluri Park Rp 10.000,00 hari Senin – Jumat dan Rp 15.000,00 hari Sabtu,
Minggu dan tanggal merah. Anak usia dia atas 3 tahun membayar penuh. Khusus
anak-anak sekolah medapatkan potongan jika ada surat yang ditandatangani oleh
kepala sekolah.
Dunia Reptil dan Serangga
Di Sanggaluri Park terdapat
berbagai koleksi reptil baik dari dalam maupun luar negeri. Koleksi ular dari
yang berbisa tinggi atau mematikan seperti King Kobra sampai ular tak berbisa
namun lilitannya sangat mematikan seperti anaconda dari berbagai spesies
dipelihara di Sanggaluri Park ini. Tak ketinggalan pula ular phyton yang
panjang dan bertubuh besar juga ada di sini.
Koleksi reptil yang lain
adalah berbagai jenis kadal dari dalam dan luar negeri. Koleksi beberapa biawak
sangat menarik diperhatikan tingkah lakunya. Koleksi kadal raksasa atau komodo
juga ada. Berbagai koleksi tokek dan cicak dari berbagai manca Negara
sangat unik dan menarik. Unik karena bentuknya yang aneh seperti ekor
yang besar serta berwarna-warni shingga sangat menarik perhatian pengunjung.
Koleksi
binatang dengan berjalan merayap yang lebih besar juga ada, seperti buaya
muara.
Koleksi kura-kura dari
berbagai spesies juga ada. Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah
kura-kura mirip alligator yaitu Alligator Snapping Turtle. Berbagai
jenis kura-kura selain berada di dalam ruangan juga berada di luar ruangan.
Koleksi serangga kupu-kupu
yang indah dari berbagai Negara diawetkan di insektarium yang disusun sangat
menarik dan cantik. Di sini juga terdapat peta penyebaran kupu-kupu di
Indonesia dengan menempelkan kupu-kupu yang diawetkan di peta dalam insektarium.Berbagai
jenis capung dari berbagai negara juga ada. Koleksi laba-laba seperti tarantula
dan Kaki Seribu yang diawetkan sangat menarik perhatian. Koleksi dari berbagai
serangga kepik disusun sangat indah. Koleksi berbagai kumbang dari kumbang yang
kecil sampai kumbang besar-besar yang disusun sangat menarik. Koleksi belalang
dari berbagai spesies sangat menarik perhatian saya, salah satunya adalah
belalang yang bentuknya mirip seperti daun, ini adalah sistem pertahanan diri
jika ada serangan dari musuh. Tak kalah menariknya adalah koleksi kalajengking
dari berbagai negara.
Wahana Permainan Anak-anak
Di
Sanggaluri Park terdapat berbagai wahana permainan yang sangat mendidik seperti
taman lalu-lintas dan stasiun Kutosari. Wahana permaian trampoline dan
istana balon sangat menarik bagi anak-anak. Anak-anak juga bisa belajar
bercocok tanam di warung kebon. Kebun buah naga juga ada. Untuk yang mau
belajar tentang peragaan iptek juga ada. Tak kala menariknya wahana untuk
anak-anak adalah playground dan flying fox. Untuk menikmati
wahana istana balon, trampoline raksasa, mini train, dan flying fox
masing-masing Rp 5.000,00.
Weekend getaway kali ini
saya memutuskan untuk ngesot ke Kabupaten Purbalingga. Sebuah kabupaten di area
Banyumas yang rapi, sejuk dan memiliki potensi agraris melimpah. Maka tak heran
jika Purbalingga berkali-kali mendapatkan penghargaan Adipura dari
pemerintah. Sabtu pagi sekitar pukul 07.00 WIB, saya dan teman-teman
berangkat ke Purbalingga melalui jalur Temanggung – Wonosobo – Banjarnegara –
Purbalingga. Jalur ini kami pilih karena selama perjalanan, selain lebih cepat,
mata kami juga dimanjakan dengan indahnya pemandangan lereng Gunung Sumbing,
Sindoro dan tepian Sungai Serayu. Meskipun sebenarnya melewati jalur ini
seperti naik roller coaster karena jalanan berkelok-kelok, tapi sangat
mengasyikkan. Untung teman-teman tahan banting, nggak ada yang jackpot!!
Setelah 4 jam perjalanan
atau sekitar pukul 11.00 WIB, kami pun sampai. Sebuah gapura besar bertuliskan
: “Selamat Datang di Kabupaten Purbalingga” seolah menyambut kami. Sejauh mata
memandang hanya hamparan sawah yang menghijau dengan pematang yang rapi. Damai
sekali kota ini, sekilas sih ambience-nya mirip dengan kota kami, Magelang.
Mengikuti beberapa papan penunjuk arah dan sesekali bertanya kepada orang di
pinggir jalan, akhirnya kami pun sukses sampai tujuan alias nggak nyasar ke
Sanggaluri Park. Ya, taman wisata inilah tujuan kami.
Sanggaluri Park ternyata
merupakan singkatan dari Sanggar Luru Ilmu, yang berarti tempat untuk mencari
ilmu. Bagus ya namanya… unik, menjual dan ternyata njawani.
Sanggaluri Park terletak di Jl Raya Buper Kutasari Purbalingga. Mulanya kami
ragu ketika menyusuri jalan masuk ke area ini yang hanya berupa jalan aspal
sempit +/- 3-4 M. Bayangkan saja ketika mobil kami papasan dengan rombongan bus
pariwisata, ampuun!! Harus minggir mepet ke selokan biar nggak lecet karena
gesekan. Kiri dan kanannya pun masih sawah-sawah yang dialiri air jernih.
Banyak juga terdapat kolam ikan, sebagian masih menerapkan sistem Mina Padi.
Sesampainya di area parkir,
ternyata lumayan ramai juga. Banyak rombongan bus-bus pariwisata baik dari
wilayah Jawa Tengah maupun Jawa Barat bagian timur seperti Ciamis dan Cirebon.
Ini kami yang kuper karena baru tahu ada Sanggaluri Park atau rombongan2 dari
jauh ini yang kurang kerjaan? Hehe mungkin bukan dua-duanya. Kami semua disini
ingin menambah ilmu dan mendekatkan diri dengan alam pastinya. Setelah
memastikan alarm mobil berfungsi dengan baik, kami pun bergegas menuju loket
penjualan karcis masuk. Ternyata hanya bayar Rp. 10.000 per orang. Murah!!
Sejujurnya,
tujuan utama kami disini adalah mencoba mengalahkan rasa takut terhadap
hewan-hewan reptil seperti ular, iguana dan biawak yang katanya dibiarkan bebas
di kandang reptil dan kita bisa berinteraksi dengan hewan-hewan itu. Kami semua
phobia terhadap reptil. Tentu penyebabnya bermacam-macam antara lain takut
digigit, jijik, geli dan trauma masa lalu.
Begitu masuk kita disambut
dengan gemericik air mancur dengan ikan-ikan yang asyik berenang kesana kemari.
Memasuki zona pertama, Reptile & Insect Park berisi kotak-kotak kaca
seperti akuarium yang berisi berbagai macam ular, katak, iguana, kura-kura dan
bunglon. Kasihan juga sih, hewan-hewan cantik itu tidak dapat bergerak bebas
karena dikurung dalam kandang. Tapi paling tidak, mereka lebih terawat disini
karena supply makanan terjamin dan mendapatkan perhatian dari dokter hewan.
Sementara di ujung ruangan, ratusan jenis serangga yang telah diawetkan tertata
rapi dalam frame-frame kaca. Dari kupu ngengat sampai kupu gajah ada disini.
Kumbang, capung, lalat dan banyak jenis serangga lain menghiasi museum ini.
Keluar
dari ruangan itu, kami masuk ke area interaksi langsung dengan reptile-reptile
yang menjijikkan itu. Tapi mau tidak mau, sudah terlanjur jauh-jauh sampai
Purbalingga masak sia-sia begitu saja. Dengan sok cool kami masuk satu per
satu. Merinding juga sih lihat ular, iguana dan biawak berkeliaran bebas.
Dengan dibantu sang pawang, proses inisiasi
dan pengenalan berjalan dengan aman meski awalnya kami semua takut-takut jijik
hehehe. Setelah berhasil menaklukkan rasa takut akan reptile, kami pun gantian
berfoto bersama ular-ular sontoloyo itu dan biawak besar yang sudah jinak.
Mission Accomplished!!
Setelah
menjalankan misi utama “berkenalan” dengan ular-ular dan biawak, kami
melanjutkan menyusuri jalan setapak menuji ke area selanjutnya. Terdapat sebuah
rumah kecil yang bertuliskan Rumah Boneka Lintang. Berbagai macam boneka ada
disini. Mulai dari barbie sampai boneka siwur gantung alias jelangkung.
Beberapa meter dari rumah boneka, sebuah bangunan tempat penyimpanan semua
tanda penghargaan yang diterima oleh Kabupaten Purbalingga. Rumah Prestasi
Purbalingga. Disini kita dapat mengetahui apa saja prestasi yang telah diraih
kota kecil di kawasan Banyumas ini. Disampingnya terdapat Museum Uang dari
berbagai zaman dan bahkan berbagai negara. Mulai dari jaman majapahit,
penjajahan belanda, jepang, masa kemerdekaan hingga uang yang masih berlaku
saat ini. Satu hal yang menarik di museum ini, terdapat uang kertas pecahan
nominal 50 Milyar dari negara Yugoslavia. Bisa kaya mendadak kalau memiliki
selembar uang kertas ini. Selain itu ribuan jenis perangko juga dipajang
disini.
Sanggaluri
Park Purbalingga merupakan sebuah kompleks wisata edukasi terpadu. Kawasan yang
cukup luas dan belum optimal pengembangannya membuat kami sedikit merasa tidak
nyaman ketika harus berpindah dari satu area ke area lainnya. Sebagai contoh,
jarak antara Museum Uang cukup jauh dengan Museum Wayang & Artefak serta
Wahana Iptek. Hanya berupa jalan setapak yang di kiri dan kanannya ditumbuhi
pohon yang terbilang belum rimbun. Mungkin payung akan berguna ketika
berkunjung ke Sanggaluri Park saat hujan maupun panas.
Ada lagi bangunan lain yaitu
Museum Wayang. Disini kita dapat melihat berbagai macam koleksi wayang dari
berbagai daerah di Indonesia. Si Cepot dengan gigi kelincinya yang dengan mudah
langsung dikenali. Di ruangan ini terdapat juga koleksi artefak jaman purba
seperti kapak batu & beliung serta pecahan meteorit. Ada juga aneka wahana
Iptek yang dapat kita coba dan praktekkan. Berbagai macam hukum alam yang
pernah dipelajari baik dalam pelajaran matematika, fisika, kimia maupun
biologi. Seperti teori bayangan, bunyi, gerak, gesek, anomali air dan listrik.
Sayang siang itu cukup ramai jadi kami tidak sempat mencoba semua.
Tak terasa karena terlalu
asyik, perut mulai keroncongan. Saya dan teman-teman pun memutuskan untuk
keluar dari Sanggaluri Park dan mencari tempat makan. Selesai makan, kami
menuju ke objek wisata lain di Kabupaten Purbalingga ini. Kemana? Tunggu cerita
selanjutnya
4.MUSIUM UANG
SIAPA yang tak
mengenal uang ? Uang sepertinya sudah merasuki kehidupan manusia. Apalagi dalam
dunia modern saat ini. Uang pula seolah-olah sudah menjadi segala-galanya.
Semua lini kehidupan yang diburu seolah hanya uang. Uang untuk kehidupan. Dan
untuk mencari uangpun, orang melakukan segala perbuatan apa yang bisa
dilakukannya. Sebagian orang beranggapan, melalui uang segala sesuatu
dapat diraih. Uang bisa menjadikan sesuatu hal, baik dan juga buruk. Hanya beda
tipis seperti dua sisi mata uang yang mudah dibolak-balik.
Terlepas dari
itu semua, sejatinya uang bukan sekadar alat tukar, tetapi juga cermin dari
puncak-puncak peradaban dari suatu entitas politik dan budaya tertentu yang
hidup pada kurun waktu tertentu pula. Dengan demikian, uang sangatlah
multifungsi. Ketika cara memperoleh dan menggunakan uang sudah melanggar semua
norma, orang pun mengatakan uang bukan segalanya.
Can’t buy me
love, kata band legendaris asal Inggris The Beatles. Namun, seperti tersirat
dalam keseluruhan lirik lagu tadi, uang mempermudah semua urusan, termasuk
urusan bercinta. Ketika peradaban ekonomi sudah memasuki tahap virtual (virtual
economy), uang pun menjadi komoditas bisnis.
Sejarah Sebuah Bangsa
Sebagaimana
disebutkan, berbagai jenis uang juga menjadi cerminan perkembangan peradaban
dari bangsa. Dengan membaca perkembangan mata uang, kita dapat menceritakan
bagaimana kondisi sebuah bangsa dan seluruh perjalanan peradabannya. Perjalanan
sejarah Indonesia pun dapat dilihat pada uang. Kini, kita dapat mempelajari
sejarah itu di sebuah gedung yang asri di tengah taman buah Kutasari,
Purbalingga.
Adalah Museum Uang Purbalingga yang berlokasi di kompleks
wisata Reptil & Insect Park Kutasari. Di tempat ini berbagai mata uang
mulai dari jaman kerajaan-kerajaan di Nusantara hingga mata uang jaman kini
tersimpan dengan rapi. Tak hanya itu, koleksi mata uang negara-negara di dunia
juga ada disini. Tercatat, ada sedikitnya mata uang 183 negara ada di Museum
Uang Purbalingga.
Ide & Gagasan
Siapa yang
memiliki ide brilian berdirinya sebuah museum uang yang boleh dibilang paling
lengkap di Jateng ini.? Ide pendirian dan koleksi Museum Uang Purbalingga merupakan
sumbangan dari keluarga Triyono Budi Sasongko yang juga Bupati Purbalingga dua
periode 2000 – 2005 dan 2005 – 2010. Triyono mengaku mendapat dukungan penuh
dari Bank Indonesia untuk mendirikan sebuah museum ini. Sejumlah pejabat Bank
Indonesia baik dari pusat, maupun dari Purwokerto serta dari Jawa Barat, secara
bertahap mengunjunginya sebelum museum resmi dibuka pada 18 Desember 2008.
Para pejabat tersebut dan beberapa kurator mata uang
memberikan bimbingan bagaimana merawat sebuah uang agar tetap terjaga dengan
baik. Mulai dari hal yang paling kecil, seperti membersihkan mata uang logam
jaman VOC yang boleh dibilang sudah kotor dan hitam, untuk disulap menjadi
mengkilap, atau paling tidak bisa dibaca.
Bupati Triyono
Budi Sasongko mengungkapkan, keberadaan museum Uang Purbalingga diharapkan
dapat seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata di
Purbalingga. Selain sebagai wahana pendidikan bagi masyarakat di samping
merupakan wahana rekreasi, Museum Uang Purbalingga juga berfungsi mengumpulkan,
menyimpan, dan merawat benda-benda maupun dokumen bersejarah yang saat ini
dimiliki khususnya dalam hal mata uang, sehingga menjadi suatu sosok yang
mempunyai nilai dan arti penting bagi masyarakat.
“Saya ingin melestarikan benda-benda kuno khususnya
mata uang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap Bupati Triyono.
Triyono menambahkan, misi Museum Uang Purbalingga
yakni menjaga benda-benda bersejarah yang bernilai tinggi dari kepunahan.
Kemudian sebagai sarana pendidikan dan pembelajaran tentang perkembangan
sejarah dan budaya; dan mendukung daya tarik wisata, utamanya di kawasan
wilayah Purbalingga.
Koleksi
Tidak
berlebihan jika kiranya Museum Uang Purbalingga disebut memiliki koleksi
terlengkap. Setidaknya, hal ini diakui oleh sejumlah pejabat Bank Indonesia
dari pusat yang telah datang ke tempat ini. Bahkan, pejabat BI pusat tak
segan-segan menambahkan sejumlah koleksi mata uang untuk melengkapinya.
Ada banyak ribuan koleksi mata uang di tempat ini.
Simak saja, pada koleksi jaman kerajaan, tersimpan pula mata uang di jaman
kerajaan Majapahit, Banten, Bali, uang jaman Kerajaan Hindu Budha
(800/850 – 1300 Masehi) dan mata uang yang beredar di sebuah perkebunan yang
kemudian disebut Uang Perkebunan.
Koleksi mata uang di jaman perdagangan internasional
tersimpan mata uang masa perdagangan China (850 – 1.900), dan perdagangan
dengan VOC (1602 – 1799). Kemudian jaman Pemerintahan Hindia Belanda (1800 –
1945), pendudukan Perancis (1806 – 1811), pendudukan Inggris (1811 – 1816),
jaman pendudukan Jepang (1942 – 1945). Koleksi berikutnya yang ditata secara
berurutan juga tersimpan mata uang semasa pemerintahan Soekarno (1945 – 1967),
Soeharto (1967 – 1998), BJ Habibie (1998 – 1999), Abdurachman Wahid (1999 –
2001), Megawati Soekarnoputri (2001 – 2004), dan Susilo Bambang Yudhoyono (2004
– 2009).
Koleksi lainnya, ada mata uang negara-negara di dunia
(183 negara), perangko Indonesia sejak tahun 1951 hingga sekarang,
perangko-perangko dunia, bendera negara-negara dunia, alat perkantoran kuno
(mesin ketik, mesin hitung, brangkas dll), alat komunikasi tempo doeloe
(telepon kuno), miniatur perahu layar jaman Majapahit, dan perahu Pinisi
Nusantara. Kemudian miniatur prajurit Kraton Yogyakarta.(Prajurit Bugis,
Baheng, Nyutro, Ketanggung, Wirobrojo, Jogokaryo, dan prajurit
Mantrijero), dan buku-buku tentang Indonesia, dan dunia.
Untuk koleksi mata uang negara-negara di dunia, Museum
Uang Purbalingga merupakan yang terlengkap saat ini. Sehingga tidak
mengherankan jika Museum Rekor Indonesia (MURI) pimpinan Jaya Suprana
memberikan sertifikat MURI untuk Museum Uang Purbalingga.
Selain koleksi mata uang, pengunjung khususnya para
pelajar dapat pula menambahk khasanah ilmu pengetahuan dengan hal-hal unik dan
menarik yang terpasang dengan rapi di dinding Museum.
Tak hanya itu, berbagai filosofi sebuah kehidupan yang
kita alami saat sekarang ini, terpampang pada dinding-ding ruangan museum
5.MUSIUM WAYANG
Purbalingga (ANTARA News) - Sebuah wahana
baru kembali melengkapi industri pariwisata di Kabupaten Purbalingga, Jawa
Tengah, yakni Museum Wayang dan Artefak yang berlokasi di Desa Kutasari,
Kecamatan Kutasari.
Pembangunan museum yang diresmikan oleh Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko, Minggu, menelan dana sebesar Rp351 juta yang bersumber dari APBD Perubahan 2009.
Kendati pembangunan fisik telah selesai dan siap dioperasikan, saat ini masih dilakukan proses pengisian materi berupa koleksi wayang dan artefak ke dalam museum yang berukuran 24x12 meter ini.
"Museum itu akan mengoleksi sedikitnya 22 jenis wayang kulit dan 12 jenis wayang golek. Sedang artefak yang akan dipajang, meliputi benda-benda purbakala yang ditemukan di wilayah Kabupaten Purbalingga," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Purbalingga Setiyadi didampingi Kabid Fisik dan Prasarana Wilayah Siswanto.
Menurut dia, gagasan membangun museum wayang dan artefak tidak lepas dari penemuan benda-benda purbakala yang banyak bertebaran di wilayah sisi timur Gunung Slamet.
Ia mengatakan, artefak tersebut banyak ditemukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai Klawing, Sungai Tuntung Gunung, Sungai Laban, dan Sungai Karang.
Artefak-artefak ini, kata dia, merupakan peninggalan budaya zaman Megalitikum.
"Benda-benda purbakala itu kini disimpan di Balai Arkeologi Bandung dan sebagian disimpan oleh Prof Dr Harry Truman Simanjuntak," katanya.
Menurut dia, artefak yang tersimpan di Balai Arkeologi Bandung maupun yang disimpan oleh Harry Truman Simanjuntak itu, nantinya akan dipindah ke Museum Wayang dan Artefak Purbalingga.
Dalam hal ini, kata dia, Truman yang merupakan peneliti utama di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bersama tim peneliti Institut Teknologi Bandung menyarankan Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko melakukan konservasi peninggalan Megalitikum yang banyak ditemukan di Purbalingga.
Ia mengatakan, langkah-langkah konservasi itu dapat dilakukan dengan penelitian lebih lanjut dan hasilnya disosialisasikan kepada masyarakat.
"Bupati juga diminta melindungi situs-situs yang telah teridentifikasi dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan itu bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kepentingan akademik, maupun memperkuat jati diri masyarakat akan daerahnya," kata Setyadi.
Menurut dia, saran tersebut ditanggapi Bupati Purbalingga Triyono dengan menggagas pembangunan gedung museum yang berlokasi di kompleks Taman Reptil, tidak jauh dari Museum Uang dan Taman Iptek yang sudah lebih dulu berdiri.
Sementara itu, Bupati Purbalingga mengatakan, keberadaan Museum Wayang dan Artefak ini diharapkan dapat menambah pengetahuan budaya bagi masyarakat.
"Selain itu dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Purbalingga," katanya.
Pembangunan museum yang diresmikan oleh Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko, Minggu, menelan dana sebesar Rp351 juta yang bersumber dari APBD Perubahan 2009.
Kendati pembangunan fisik telah selesai dan siap dioperasikan, saat ini masih dilakukan proses pengisian materi berupa koleksi wayang dan artefak ke dalam museum yang berukuran 24x12 meter ini.
"Museum itu akan mengoleksi sedikitnya 22 jenis wayang kulit dan 12 jenis wayang golek. Sedang artefak yang akan dipajang, meliputi benda-benda purbakala yang ditemukan di wilayah Kabupaten Purbalingga," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Purbalingga Setiyadi didampingi Kabid Fisik dan Prasarana Wilayah Siswanto.
Menurut dia, gagasan membangun museum wayang dan artefak tidak lepas dari penemuan benda-benda purbakala yang banyak bertebaran di wilayah sisi timur Gunung Slamet.
Ia mengatakan, artefak tersebut banyak ditemukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai Klawing, Sungai Tuntung Gunung, Sungai Laban, dan Sungai Karang.
Artefak-artefak ini, kata dia, merupakan peninggalan budaya zaman Megalitikum.
"Benda-benda purbakala itu kini disimpan di Balai Arkeologi Bandung dan sebagian disimpan oleh Prof Dr Harry Truman Simanjuntak," katanya.
Menurut dia, artefak yang tersimpan di Balai Arkeologi Bandung maupun yang disimpan oleh Harry Truman Simanjuntak itu, nantinya akan dipindah ke Museum Wayang dan Artefak Purbalingga.
Dalam hal ini, kata dia, Truman yang merupakan peneliti utama di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional Departemen Kebudayaan dan Pariwisata bersama tim peneliti Institut Teknologi Bandung menyarankan Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko melakukan konservasi peninggalan Megalitikum yang banyak ditemukan di Purbalingga.
Ia mengatakan, langkah-langkah konservasi itu dapat dilakukan dengan penelitian lebih lanjut dan hasilnya disosialisasikan kepada masyarakat.
"Bupati juga diminta melindungi situs-situs yang telah teridentifikasi dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan itu bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, kepentingan akademik, maupun memperkuat jati diri masyarakat akan daerahnya," kata Setyadi.
Menurut dia, saran tersebut ditanggapi Bupati Purbalingga Triyono dengan menggagas pembangunan gedung museum yang berlokasi di kompleks Taman Reptil, tidak jauh dari Museum Uang dan Taman Iptek yang sudah lebih dulu berdiri.
Sementara itu, Bupati Purbalingga mengatakan, keberadaan Museum Wayang dan Artefak ini diharapkan dapat menambah pengetahuan budaya bagi masyarakat.
"Selain itu dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Purbalingga," katanya.
6.BUMI PERKEMAHAN MUJUL
LUHUR
Bumi Perkemahan Munjul Luhur
– Bersantai Sambil Menikmati Desa Wisata Karangbanjar, Purbalingga – Jawa Tengah
Melakukan
petualangan disaat waktu senggang memang dapat mengendorkan urat syaraf dan
pikiran. Apalagi bila ditambah dengan melakukan kemah sambil mengeksplorasi
alam yang ada disekitar tempat kemping itu. Dan untuk memenuhi keperluan anda
itu, tentu dibutuhkan satu tempat yang dapat menunjang semua aktifitas yang
dilakukan. Dengan ketersediaan sarana yang lengkap maka semua kegiatan di saat
kemping pasti akan lebih menyenangkan. Adalah Bumi Perkemahan Munjul Luhur yang
ada di Kabupaten Purbalingga.
Bumi perkemahan ini bisa
dikatakan mempunyai fasilitas lengkap sehingga bisa membuat para pengunjung
yang ingin melakukan kemah dapat difasilitasi dengan baik. Misalnya ada
fasilitas untuk mushola, MCK, ruang pertemuan yang dapat menampung sekitar 300
orang, arena outbond, sound system, shelter, serta tenda tidur.
Bumi Perkemahan Munjul Luhur
sendiri berada di Desa Karangbanjar Kecamatan Bojongsari Kabupatan Purbalingga,
Jawa Tengah. Letaknya sekitar 7 km dari kota Purbalingga. Lokasi bumi
perkemahan ini juga dekat dengan tempat pariwisata lain yaitu objek wisata air
Owabong dengan jarak tempuh sekitar 7 km. Sedangkan jarak dari Taman Reptil
Park hanya sekitar 500 meter saja.
Dengan kelengkapan
fasilitas, kenyamanan lokasi nan elok, keamanan yang memadai, daya tampung dan
juga sarana lain untuk mendukung aktifitas perkemahan, maka tidak mengherankan
kalau Bumi Perkemahan Munjul Luhur menempati posisi pertama untuk lokasi
perkemahan di Jawa Tengah. Tempat ini juga tergolong luas, yaitu 2 hektar
sehingga disana banyak terdapat arena petualangan yang layak anda coba.
Arena
Outbond menjadi tujuan para mahasiswa, pelajar, instansi pemerintah, anak TK
dan usia dini, karyawan, dan umum yang letaknya berada di bagian belakang untuk
mengasah keterampilan. Disana juga ada permainan air, tantangan bagi para
petualangan untuk menguji adrenalin saat harus bertahan di ketinggian, serta
ada wahana baru berupa permainan Paintball atau bermain perang-perangan dengan
menggunakan peluru berbahan tinta atau cat.
Dengan banyaknya rimbunan
pohon yang asri, maka tidak heran kalau Bumi Perkemahan Munjul Luhur menjadi
pilihan yang sangat cocok untuk melakukan aktifitas berkelompok, baik bersama
keluarga, teman dan rombongan. Kalaupun anda tidak ingin repot berkemah dan
hanya ingin bermain outbond di Bumi Perkemahan Munjul Luhur, masih ada homestay
sebagai salah satu fasilitas tambahan.
Anda
dapat menginap di rumah-rumah penduduk sambil menikmati kebersamaan dan
menjalani kehidupan masyarakat lokal sehari-hari. Disana anda dapat mencicipi
makanan tradisional khas Purbalingga, seperti tempe mendoan dan pecel. Tarifnya
murah dan pasti membuat anda dapat merasa rileks dan nyaman saat berkunjung ke
tempat wisata keluarga ini.
Areal Bumi Perkemahan Munjul
Luhur ini tergolong strategis dan nyaman. Selain itu, pemandangan alam pedesaan
yang juga dekat dengan pegunungan makin membuat bumi perkemahan ini layak untuk
dikunjungi. Gazebo dan bangunan lain juga dapat digunakan oleh para pengunjung
untuk sekedar ngobrol atau membuka perbekalan dari rumah untuk disantap
bersama.
Kalau
berkunjung kesana, anda juga dapat menikmati kuliner sederhana nan sedap berupa
soto yang banyak dijual di tepi jalan saat anda masuk ke kawasan bumi
perkemahan. Menu tambahan lain yang disuguhkan pun dapat membuat wisata kuliner
anda semakin mengasyikan. Untuk masalah harga anda tidak perlu khawatir, karena
makanan tradisional yang dijual di tempat ini terjangkau untuk semua kantong.
Kalau anda punya waktu lebih
saat berkunjung ke bumi perkemahan ini, anda juga dapat berkeliling ke Desa
Karangbanjar. Desa ini merupakan desa wisata dan sudah dikenal dengan baik
sebagai sentra pembuatan kerajinan rambut berupa bulu mata dan rambut palsu.
Selain itu, anda juga dapat melihat proses pembuatan kerajinan tangan yang
dibuat secara langsung oleh penduduk lokal, seperti kemoceng, peralatan makan,
sapu ijuk dan masih banyak lagi produk lainnya. Anda juga akan disambut dengan
baik karena wisatawan yang datang kesana tidak hanya warga dari Purbalingga
saja tetapi juga dari daerah lain, dan bahkan dari mancanegara.
Hanya
saja, masih perlu dilakukan pembenahan untuk memberikan kenyamanan bagi para
pengunjung yang berkemah disana. Masalah pertama tentu saja banyaknya muda-mudi
yang memadu kasih dengan memanfaatkan kerindangan pohon-pohon dan juga gazebo
yang memang nyaman untuk bersantai.
Terkadang,
polisi pamong praja pun harus ‘menggaruk’ pasangan-pasangan itu dan
membersihkan bumi perkemahan dari masalah klasik ini. Selanjutnya, perlu juga
dilakukan pemaksimalan areal outbond yang ada dibagian belakang yaitu Munjul
Luhur Adventure Zone.
Dengan melengkapi dan
menambah wahana yang ada, ini memungkinkan para pengunjung berduyun-duyun
mencoba hal baru disana. Sedangkan arena bermain lain seperti flying fox,
paintball, jembatan tali, spider net atau jaring laba-laba, slide away atau
meluncur bebas, swing rope atau tambang berayun, dan permainan menantang
lainnya makin dipercantik sehingga siapapun tertarik untuk mencoba lagi dan
lagi. Pengunjung juga akan bisa merasakan petualangan dan sensasi bermain di
alam bebas sehingga akan memberikan pengalaman baru ketika mampir ke Bumi
Perkemahan Munjul Luhur.
Selain
itu, anda juga bisa mampir ke industri rumah tangga yang ada di Desa Wisata
Karangbanjar. Karena mungkin, anda ingin menambah koleksi bulu mata, atau
industri rumah tangga lain yang ada di sekitar Bumi Perkemahan Munjul Luhur.
Dan untuk oleh-oleh buat orang di rumah, anda dapat membawa makanan ringan
seperti keripik tempe dan nopia. Selamat berkunjung.
9.KEBUN STROBERY
Kebun Strawberry terletak di
Kawasan Serang-Kutabawa, Karangreja, Purbalingga. Untuk menikmati segarnya buah
strawberry dan sejuknya suasana di kawasan kaki Gunung Slamet bisa menempuh
jalur Purbalingga-Mrebet-Serayu Larangan-Serang/Kutabawa. Karena jalur jalannya
yang berliku dan naik turun, disarankan untuk menggunakan kendaran kecil,
dikhawatirkan kendaraan besar akan mengalami kesulitan melewati jalur ini.
Dengan
harga tiket masuk yang murah, kita bisa bebas memetik dan menikmati segarnya
buah strawberry sepuasnya. Namun disarankan apabila menuju kesana jangan pas
musim hujan, karena pas musim hujan, selain jalur jalan yang sulit juga
kebanyakan tanaman strawberry tidak/jarang yang berbuah. Banyak buah strawberry
yang mengalami pembusukan karena guyuran hujan.
calon calon yg bikin purbalingga semakin terkenal ne, salam kenal, saya juga dr purbalingga
BalasHapusmantab ni di Purbalingga
BalasHapus